Jika kita membicarakan sistem pendidikan yang berada di negara
Korea Selatan sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan yang ada di negara
Indonesia. Namun yang membuat berbeda adalah cara belajarnya. Jika di Indonesia
pelajar menyelesaikan sekolah mereka pukul 13.30 WIB, kalau pelajar di Korea
baru menyelesaikannya pukul 22.00 WIB. Bahkan sehabis pulang sekolah mereka
masih mengikuti bimbingan belajar, jika mereka tidak mengikuti bimbingan
belajar itu terlihat aneh. Mengikuti bimbingan belajar disana merupakan hal
wajib. Berikut adalah detail waktu bimbingan belajar yang ada dinegara Korea
Selatan :
- Anak berumur 13 dan 14 tahun mulai kelas pada pukul 5:50[waktu Korea= 18.30 WIB], mengambil dua kelas 60 menit dan satu 70 menit dan pulang ke rumah jam 9:30. Sesampai di rumah, mereka masih harus mengerjakan PR dari sekolah dan dari bimbel.
- Anak usia 15 tahun mulai pada pukul 7:06, mengambil satu kelas 60 menit dan dua 70 menit, selesai pada pukul 10:55 dan harus mengerjakan PR
- Anak usia 16- 18 tahun mulai pukul 9:45 pm, have two 70 minute classes and finish at 12:20am, then have even more homework to do.
- Dan ada kelas Sabtu, ini dilakukan walaupun beberapa sekolah memberlakukan setengah hari masuk untuk siswa. So basically there’s no Saturday break. Dan ada pula yang mengikuti Sekolah di Hari Minggu. No more weeked, everyday just for study, study and study.
Kerja keras mereka ini tak lain adalah untuk lulus dan masuk ke
perguruan tinggi terbaik. walaupun capek dan tertekan, pelajar tetap semangat demi
menggapai impian mereka. Tidak heran
kalau mereka termasuk siswa dengan nilai tertinggi di dunia dan termasuk
siswa yang paling sering diterima di Universitas-universitas Amerika.Program
Penilaian Siswa Internasional (Program for International Student Assessment)
yang dijalankan oleh OECD baru-baru ini menempatkan pendidikan Korea Selatan di
peringkat 11 dunia.
Walau siswa-siswa sekolah Korea Selatan seringkali menempati
ranking tinggi pada tes komparatif internasional, sistem pendidikannya sering
dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak
menghafal.Sistem pendidikan Korea Selatan yang tergolong disiplin dan
terstruktur adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam sejak lama
dalam masyarakat Korea.Pendidikan dilihat sebagai aspek penting bagi
keberhasilan dan persaingan di Negeri Gingseng.
Biasanya pendidikan
fisik atau olahraga dianggap tidak terlalu penting, makanya banyak sekolah yang
tidak memiliki gimnasium yang layak. Korea Selatan adalah negara pertama di
dunia yang memberikan akses internet berkecepatan tinggi di setiap sekolah.
Korea
Institute for Curriculum and Evaluation (KICE)
mengeluarkan hasil laporan Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) tahun 2011, yang diikuti 300.000 siswa kelas 4 dari 50 negara
dan 300.000 siswa kelas 8 dari 42 negara. Hasilnya,
siswa kelas 4 Korea Selatan meraih skor rata-rata 605 dalam matematika,
peringkat kedua di belakang Singapura. Dan dalam bidang sains, siswa-siswa
Korea Selatan menduduki peringkat pertama dengan 587 poin. Prestasi inipun
diikuti oleh siswa kelas 8 dalam matematika dengan memperoleh nilai 613, nilai
tertinggi dari 42 negara lainnya. Sedangkan untuk sains, mereka menempati
posisi ketiga dengan nilai 560.
Sistem pendidikan di Korea Selatan menggunakan umur, bukan lewat
pengetahuan, nilai, ataupun tes. Selain dilihat dari faktor umur (usia), faktor
bulan kelahiran juga menentukan.
Struktur pendidikan di Korea Selatan berformasi sama
dengan yang ada di Indonesia, yakni:
- 6 tahun untuk sekolah dasar (SD)
- 3 tahun untuk sekolah menengah pertama (SMP)
- 3 tahun untuk sekolah menengah atas (SMA)
- dan (meneruskan) universitas
- 6 tahun untuk sekolah dasar (SD)
- 3 tahun untuk sekolah menengah pertama (SMP)
- 3 tahun untuk sekolah menengah atas (SMA)
- dan (meneruskan) universitas
Sedangkan untuk tahun pelajaran di bagi menjadi dua
semester :
- Semester I : awal Maret – pertengahan Juli
- Liburan musim panas : pertengahan Juli – akhir Agustus
- Semester II : akhir Agustus – pertengahan Februari
- Liburan musim dingin : akhir Desember – awal Februari
- Ujian semester II dan kelulusan : awal Februari – pertengahan Februari (satu minggu)
- Liburan pendek : pertengahan Februari – awal Maret
- Semester I : awal Maret – pertengahan Juli
- Liburan musim panas : pertengahan Juli – akhir Agustus
- Semester II : akhir Agustus – pertengahan Februari
- Liburan musim dingin : akhir Desember – awal Februari
- Ujian semester II dan kelulusan : awal Februari – pertengahan Februari (satu minggu)
- Liburan pendek : pertengahan Februari – awal Maret
Penilaian dalam
memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama masa SMA
digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara nasional (Su-Neung), agak
berbeda dengan negara kita yang menilai hanya dari hasil SNMPTN saja. Rapor
ketika SMA menyumbang 40% dalam penentuan kelulusan. Akan tetapi, karena ujian
di sekolah juga sama pentingnya dengan ujian untuk memasuki universitas, maka
pelajar di sana tidak memiliki waktu untuk bersantai. Menurut statistik,
pelajar di Korea harus menghafal 60 hingga 100 halaman setiap kali tes untuk
bisa mendapat nilai bagus.
Tes untuk masuk
universitas sangatlah penting karena menentukan masa depan siswa tersebut.
Saking pentingnya, ketika masa-masa mendekati ujian perkantoran buka jam 10
pagi untuk mengakomodasi para orang tua yang menemani anaknya belajar hingga
malam. Pada sore harinya, tempat-tempat rekreasi seperti klub tenis juga tutup
lebih awal agar siswa dapat belajar di sore harinya.
Pada hari ujian,
polisi-polisi tak segan untuk membantu mengantar pelajar yang terlambat untuk
mengikuti ujian dan adik-adik kelas sengaja datang untuk mendukung dan memberi
semangat kakak-kakak kelas mereka yang ikut ujian.
Mereka yang tidak
tahan melihat anak-anaknya ditekan oleh sistem pengajaran di sekolah, akan
mengirim istri dan anaknya ke luar negeri dan sang suami akan tetap di Korea
untuk bekerja mencari uang. Untuk beberapa orang yang kaya, akan pindah kerja
ke luar negeri untuk menyekolahkan anaknya.
Mereka biasanya
memilih Amerika karena memiliki sistem pendidikan yang membebaskan anak
bersekolah sesuai bakat mereka. Jumlah
siswa praperguruan tinggi dari Korea Selatan yang belajar di luar negeri tiap
tahun semakin meningkat.
Demikian sedikit penjelasan mengenai
sistem pembelajaran yang ada di negara Korea Selatan.
cr : konsultanpendidikan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar