Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Januari 2014

BANJIR SEBELUM DAN SAAT MASA KEPEMIMPINAN JOKOWI



      Banyak pihak menaruh harapan Jakarta bisa sukses  saat di pimpin oleh  Gubernur DKI Jakarta , Joko Widodo, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama.

      Namun, tidak sedikit juga yang meragukan keduanya bisa sukses memimpin di tengah kerasnya ibu kota. Maklum keduanya merupakan orang baru di birokrasi Pemprov DKI. Meski bekal keduanya dibilang lebih dari cukup. Jokowi sebelum dilantik jadi gubernur, merupakan Walikota Surakarta. Sedangkan tandemnya, Basuki, sebelum menjadi anggota DPR, adalah Bupati Belitung Timur.  

     Tapi, semua keraguan itu perlahan mulai dijawab Jokowi-Basuki. Sejumlah persoalan yang sebelumnya mustahil bisa dilakukan Pemprov DKI Jakarta, ternyata sukses di tangan Jokowi-Basuki. Kondisi Waduk Pluit yang dangkal dengan deretan rumah kumuh, berhasil disulap Pemprov DKI tidak hanya menjadi tempat tampungan air yang memadai, tapi kini juga sudah seperti tempat wisata yang kini dijadikan warga untuk interaksi sosial. Padahal, di lokasi Waduk Pluit, Penjaringan, dulu banyak penghuni rumah liar yang menolak ditertibkan. Namun, berkat pendekatan persuasif Jokowi, Pemprov DKI bisa menormalisasi waduk tanpa perlu ada pertumpahan darah.

     Tetapi secara umum, katanya, penanganan banjir di Jakarta belum terlihat jelas. Karena untuk penanganan banjir baru dilakukan pengerukan terhadap tiga waduk saja. Padahal di Jakarta ada 42 waduk dan 14 situ yang kondisinya sudah dangkal. Selain itu, pengerukan 13 sungai yang direncanakan belum juga terealisasikan. Meski pengerukan kewenangannya ada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum, namun Pemprov DKI Jakarta juga berperan dalam pembebasan lahan dan relokasi warga.
    
     Untuk menangani banjir, Jokowi bercermin dari kota Rotterdam yang baru bisa menyelesaikan banjir dalam waktu 200 tahun. Sehingga dirinya meminta waktu agar dapat menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Terlebih dirinya baru hampir satu tahun memimpin Jakarta. Titik banjir di Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Joko Widodo alias Jokowi diklaim lebih sedikit daripada masa pemerintahan Fauzi Bowo alias Foke. Titik-titik banjir di Ibukota pada masa Jokowi jumlahnya hanya separuh dari titik banjir saat Foke memimpin. Genangan yang ada di kawasan Pluit juga jauh berkurang setelah program normalisasi waduk dilakukan oleh Jokowi. Begitu pula titik banjir di Jalan Sudirman-Thamrin sudah tidak terdampak banjir pada musim banjir kali ini.

     Menghilangkan banjir dari Jakarta sangat sulit, mengingat geografis sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan air laut dan dialiri 13 sungai. Oleh sebab itu, yang paling penting untuk menanggulangi banjir di Jakarta adalah kewaspadaan masyarakat. Siapa pun gubernurnya akan sangat sulit mengatasi banjir. Jadi warga harus bisa hidup harmonis dengan ancaman bencana. 


Cr : http://news.liputan6.com/read/800055/bpbd-titik-banjir-di-jakarta-pada-masa-jokowi-menurun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar