Sabtu, 25 Januari 2014
PENGARUH FILM KARTUN BAGI ANAK-ANAK
Karena tokohnya yang lucu dan menggemaskan banyak sekali anak-anak yang menyukai film kartun. Film kartun mengajak penonton untuk berimajinasi. Film kartun banyak digemari oleh anak-anak, hingga beberapa stasiun televisi menayangkannya pada sore hari. Kekerasan secara tidak disadari telah merasuki cerita dalam film kartun. Hingga saat ini banyak film kartun yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi dan memiliki peminat yang jumlahnya sangat banyak, terutama di kalangan anak-anak. Film kartun yang mengandung kekerasan dan sering ditayangkan di televisi adalah Tom and Jerry, Naruto, Dragon Ball, dan lain-lain.
Kartun (cartoon dalam Bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor.Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.
Anak dalam umur 2,5-5 tahun sudah memasuki tahap operasional konkrit. Dimana anak mulai mampu berfikir logis untuk mengganti cara berfikir sebelumnya yang bersifat intuitif-primitif, namun masih membutuhkan contoh-contoh konkrit. Disinilah peran televisi sebagai media komunikasi berperan terhadap perkembangan pola pemikiran anak. Dalam hal ini yang berkaitan dengan kegiatan anak-anak sudah bisa mencontoh perilaku yang dilihatnya. Misalnya jika menonton Film Kartun hal apa yang diserap oleh anak tersebut. Anak-anak merupakan konsumen media televisi yang populasinya besar sekali. Pada umumnya anak-anak senang sekali menonton tayangan yang menampilkan perkataan - perkataan yang baru mereka dengar. Jadi dengan demikian, kartun dapat dengan mudah untuk mempengaruhi bahasa kepada anak.
Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan.Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar.
Pada awal masa kanak-kanak sering disebut sebagai tahap mainan, karena dalam periode ini hampir semua permainan menggunakan mainan. Menonton televisi adalah salah satu kegiatan bermain yang populer pada masa kanak-kanak. Anak-anak jarang melihat bioskop, tetapi ia senang menonton film kartun, film tentang binatang, dan film tentang anggota-anggota keluarga. Anak-anak juga senang mendengarkan radio, tetapi lebih senang melihat televisi. Ia senang melihat acara untuk anak-anak yang lebih besar dan juga acara untuk anak-anak prasekolah. Ia mengalami situasi rumah yang aman sehingga biasanya tidak merasa takut kalau ada unsur-unsur yang menakutkan dalam acara televisi tersebut.
Film kartun sering ditayangkan pada pagi, sore, dan malam hari. Pada hari libur, film kartun sering ditayangkan dari pagi hingga malam hari. Tayangan full time ini cukup mengkhawatirkan bagi beberapa pihak, terutama orang tua. Anak-anak cenderung menonton televisi tanpa berhenti dan jam belajarnya terganggu.
Apalagi film kartun yang sering diputar di beberapa stasiun televisi mengandung unsur kekerasan. Film kartun tersebut menayangkan adegan pertengkaran dan pemukulan yang tidak pantas untuk ditonton oleh anak-anak. Adegan berdarah sering muncul dan ini menggeser image dari film kartun yang seharusnya menghibur, terutama untuk anak-anak.
Film kartun yang mengandung kekerasan ternyata juga diputar pada malam hari. Dalam adegan tersebut tidak jarang tokoh dalam kartun itu mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan sehingga dituruti oleh anak-anak dan di pakai dalaam keseharian.
Banyak kejadian kriminal yang dilakukan oleh anak-anak, sebagian dari mereka melakukan hal tersebut karena menonton tayangan kriminal di televisi. Film yang tidak seharusnya mereka lihat itu tertanam dalam memori dan membangkitkan rasa ingin tahu. Sehingga, timbul keinginan mencoba dalam pergaulan sehari-hari.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di masa datang, sekaligus untuk mengembalikan peran orang tua sebagai panutan dalam keluarga perlu adanya semacam pedoman. Pada dasarnya amat diharapkan agar kepada anak-anak dikembangkan sikap aktif dan kritis dalam menonton tayangan televisi.
Terlalu sering menyaksikan film kartun dengan kekterasan menimbulkan perilaku agresif dan anak menjadi kurang kooperatif. Keyakinan kepada anak-anak segala persoalan hanya dapat diselesaikan lewat kekerasan.
Anak-anak menyaksikan televisi tanpa kontrol dapat dikaitkan dengan meningkatnya kekerasan, perilaku agresif, dan hasil akademik atau belajar yang jelek. Selanjutnya, anak-anak di bawah usia empat tahun menghadapi kesulitan dalam membedakan antara fantasi dan kenyataan. Banyak anak-anak dirusak kepekaannya dan mudah bertindak kasar.
Menyaksikan televisi sebelum sekolah, dapat menurunkan daya tangkap anak-anak terhadap pelajaran di sekolah. Berita-berita yang disuguhkan televisi, seringkali hanya merupakan katalog tindakan kekerasan yang dapat menyebabkan ketakutan dan kebingungan di antara anak-anak
Anak akan sulit mengekspresikan diri. Apabila sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di depan televisi, dapat dipastikan anak-anak tidak akan mendengarkan bila orang tua berbicara kepadanya, anak-anak tidak mau berbicara dengan orang tua dan anak- anak sulit mengekspresikan diri. Mereka sering meniru kekerasan “pahlawan televisi” dan perilakunya.
Cr : http://hepta7.blogspot.com/2012/10/dampak-film-serial-kartun-terhadap.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar