Total Tayangan Halaman

Jumat, 06 Januari 2012

KEUNIKAN BUDAYA JEPANG




          Jepang merupakan Negara yang di juluki Negara matahari dan Negara bunga sakura, mengapa demikian? Karena di Negara jepang mayoritas beragama Shinto yang menyembah matahari sehingga disebut Negara matahari, sedangkan julukan Negara bunga sakura di berikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh di tanah jepang, bahkan untuk menyambut musim semi sakura orang jepang mempunyai suatu tradisi, yaitu biasa disebut perayaan hanami (perayaan melihat mekarnya bunga) sebagai symbol kebahagiaan karenadatangnya musim semi, di mana di saat itu bunga sakura mekar dengan cantiknya. Di setiap budayanya mempunyai arti tersendiri. Dari zaman jomon sampai zaman hesei sekarang,orang jepang mampu melestarikan kebudayaannya sendiri.
            Jepang yang mempunyai kebudayaan yang unik membuat Negara bunga sakura itu banyak di kenal masyarakat dunia salah satunya Indonesia, kebudayaan jepang yangsampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan misalkan perayaan hanami, dikarenakan masyarakat jepang mencintai kebudayaannya sendiri dan mau menjaganya.Orang jepang mau memakai pakean seberat dan setebal kimono untuk sekedar menghadiriupacara resepsi pernikahan, sekarang kita tau bagaimana cintanya warga jepang padakebudayaannya sendiri. Adakalanya kita perlu mengetahui seperti apa kebudayaan jepang itu, mungkin dengan mengetahui beberapa kebudayaan jepang kita bisa sedikit meniru cara melestarikan kebudayaannya, mungkin bisa saja kebudayaan kita tetap terjaga dan tetap dilakukan seperti kebudayaan jepang.

Mendengar kata "Jepang" pasti yang tersirat adalah kemajuan dan ilmu teknologinya yang maju. Namun di balik semua itu, Jepang mempunyai tradisi turun temurun yang sekiranya pantas untuk ditiru (wajib ditiru).
ada beberapa tradisi warga Jepang yang diwariskan kepada anak cucu mereka yang membuat mereka hebat dalam segala hal 

1.             
1.       1.    Kerja Keras Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan agak memalukan di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan.DiskusiSebarkan Facebook Twitter by: hardgrips

2.   Malu Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomenamengundurkan diri bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3.   Hidup Hemat Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, Sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

 

Fakta Unik Tentang Jepang

 

 

1.     Orang Jepang menyukai angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).

2.     Jika musim panas, drama TV di Jepang seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).

3.     Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii / sengsara.

4.     Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/ cap. Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.

5.     Jika kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.

6.     Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.

7.     Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).

8.     Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen.

9.     Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya jika ada orang bawa payung, pasti kita akan melihat orang yang lainnya sedang membawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.

10.  Pacaran di Jepang sungguh hemat, saling mentraktir bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum menjadi suami-istri, siapkan uang untuk bayar sendiri-sendiri.

11.  Mengantar - jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Jika ingin bertemu mereka akan bertemu di stasiun.

12.  Jika  menggunakan eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan jika kita tidak langsung naik.

13.  Bunga sakura adalah bunga yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada satupun bunga sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa bunga, sehingga tidak menarik lagi.

14.  Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, tidak ada mobil sama sekali, tetapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka santai saja, membaca koran, mengobrol, merokok, dan kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal tidak ada mobil yang lewat satupun. Mungkin jika mereka melanggar peraturan juga tidak akan celaka.

15.   Mereka tidak percaya Tuhan (mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Mungkin karena itu negara mereka maju.

 

Perbedaan Kebiasaan Masyarakat Jepang dan Indonesia

1.       Ketika di kendaraan umum:
Jepang: Masyarakat Jepang umumnya selalu membaca buku atau tidur.
Indonesia:Masyarakat di Indonesia pada ngobrol, ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur.

2.        Ketika makan dikendaraan umum:
Jepang: Sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah nemu tong sampah.
Indonesia: Dengan wajah tanpa dosa, sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku/dilempar ke luar jendela.

3.        Ketika dikelas:
Jepang: Yang kosong adalah bangku kuliah paling belakang.
Indonesia: Yang kosong adalah bangku kuliah paling depan.

4.        Ketika dosen memberikan kuliah:
Jepang: Semua mahasiswa sunyi senyap mendengarkan dengan serius.
Indonesia: Tengok ke kiri, ada yg ngobrol. Tengok ke kanan, ada yg baca komik. Tengok ke belakang, pada tidur. Cuman barisan depan aja yg anteng dengerin, itu pun karena duduk pas di depan hidung dosen!

5.       Ketika diberi tugas oleh dosen:
Jepang: Hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data.
Indonesia: Jika masih ada hari esok, mengapa harus di kerjakan hari ini!

6.       Ketika terlambat masuk kelas:
Jepang: Memohon maaf sambil membungkukkan badan 90 derajat, dan menunjukkan ekspresi malu dan menyesal tidak akan mengulangi lagi.
Indonesia: Slonong boy & slonong girl masuk dengan  begitu  saja tanpa bilang permisi ke dosen sama sekali.

7.        Ketika dijalan raya:
Jepang: Mobil sangat jarang (kecuali di kota besar). Padahal jepang kan negara produsen mobil terbesar di dunia.
Indonesia: Jalanan macet, sampe2 susah nyebrang & sering keserempet motor yg jalannya ugal-ugalan.

8.        Ketika jam kantor:
Jepang: Jalanan sepi sekali, seperti kota tampa penghuni.
Indonesia: Ada Oknum menggunakan seragam coklat2 yang sedang bermain atau melakukan suatu hal di mall-mall.

9.       Ketika buang sampah:
Jepang: Sampah dibuang sesuai jenisnya. Sampah organik dibuang di tempat sampah khusus organik, sampah anorganik dibuang di tempat sampah anorganik.
Indonesia: Tidak peduli sampah organic dan sampah anorganik, semua di jadi satukan.

10.    Ketika berangkat kantor:
Jepang: Berangkat naik kereta/bus kota. Mobil hanya di gunakan saat acara keluarga atau yang bersifat mendesak aja.
Indonesia: Gengsi dooonk... Masa' naik angkot?!

11.     Ketika janjian ketemu:
Jepang: Ting...tong...semuanya datang tepat pada jam yg disepakati.
Indonesia: Salah 1 pihak pasti ada dibiarkan sampai menuggu yang sangat lama.

12.    Ketika berjalan dipagi hari:
Jepang: masyarakat Jepang  berjalan super cepat, karena khawatir akan telat ke kantor/sekolah.
Indonesia: Nyantai aja cing...! Si boss juga paling datengnya telat!

13.    Di Indonesia, kita akan mendapatkan uang jika kita menjual barang bekas kita di toko jual-beli.Tapi di Jepang, kita harus membayar jika ingin menaruh barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya mengapa orang Jepang lebih milih meninggalkan TV bekas mereka begitu saja jika ingin pindah apartemen.

14.    Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar