·
Judul Film : A Long Visit (My Mom)
·
Judul Bahasa
Korea : Chinjung Eomma
·
Hangul : 친정엄마
·
Tanggal Rilis : 22 April 2010
·
Asal Film : Korea Selatan
·
Direktur : Yup Sung Yoo
·
Penulis :
Jang Hye Sun dan Ko Hye Jeong
·
Distributor : SidusFNH
·
Bahasa : Korean
·
Durasi : 107 menit
- Pemeran Utama : Kim Hae-Suk (Ibu)
- Park Jin-Hee (Ji Suk)
- Pemeran lainnya : Jo Young-Jin (Suami Ji-Suk)
- Lee Mu-Saeng (Joon-Soo)
- Jung Young-Ki (Jin-Ho)
- Kim Min-Ha (Ji-Suk (age 14))
- Choi Sun-Young (Ji-Suk (age 8))
- Baek Jin-Ki (Jin-Ho (age 6))
SINOPSIS
Cerita diawali
ketika Ji Suk (Park Jin Hee) ingin mengunjungi ibunya (Kim Hae Sook) yang
diantar suami dan anaknya. Lalu dikereta Jusuk kemudian melihat keluarga yang
memiliki anak. Dia kemudian menerawang ketika dia masih kecil. Inilah kisah
perjalanan Jisuk bersama ibunya.
Ji Suk adalah
anak perempuan satu-satunya yang dimiliki sang Ibu (Kim Hae-suk), Ji Suk juga
mempunyai saudara laki-laki. Ji Suk sangat di sayangi oleh ibunya dia selalu
dimanjakan oleh ibunya, berbeda dengan saudara laki-lakinya. Dari kecil Ji Suk selalu
dijadikan nomor satu oleh ibunya, diperlakukan layaknya ratu, diperhatikan
selalu, segala keinginannya dipenuhi. Sedangkan adiknya selalu di marahi oleh
ibunya. Hal itu sang ibu lakukan karena ia pernah kehilangan anak perempuannya
oleh sebab itu Ji Suk selalu dimanja olehnya. Di sekolah Ji Suk adalah anak
yang tergolong pintar. Setiap ia pulang sekolah, Ji Suk selalu disambut oleh
sang ibu dengan gembira. Hubungan keluarga Jisuk kurang baik, ia lebih dekat
dengan Ibunya.
Semua akan di
serahkan oleh ibunya asalkan Ji Suk bahagia. Namun hal itu tidak setimpal
dengan apa yang dilakukan oleh Ji Suk. Ketika ada pertemuan orang tua di
sekolah Ji Suk tidak memperbolehkan ibunya datang. Hal ini dilakuakan
karena Ji Suk mempunyai ibu yang miskin. Dengan derai air mata ibunya kembali
pulang pulang. Walaupun kata-kata kasar yang selalu keluar dari mulut Ji-suk
buah hatinya, sang Ibu tidak pernah menyerah, walaupun terasa sakit di hati
sang Ibu tetap tersenyum dan segera melupakannya.
Karena
ibunya selalu memanjakannya, dia terkadang suka kesal. Dia merasa dirinya bukan
anak kecil lagi yang selalu di perlakukan manja. Ji Suk juga mempunyai seorang
ayah yang bekerja sebagai supir bus dan ia juga mempunyai cacat pada kakinya,
sang ayah terlihat sabar ketika ada penumpang yang menceritakan tentang
kekurangannya, namun ketika sesampainya dirumah ia langsung melampiaskan kemarahannya
dengan mabuk-mabukan dan memukuli istrinya.
Seiring
dengan berjalannya waktu akhirnya, Ji suk pun sudah tumbuh dewasa .Dia sudah
menginjak bangku SMA. Pada suatu kali ketika Ji Suk pulang dari sekolah, dia
mendapati ibunya dipukuli oleh ayahnya. Alangkah marah dia, sangking marahnya
dia minta ayahnya kenapa tidak bunuh saja ibunya sekarang jangan membunuh
ibunya secara perlahan. Diapun lari dari dari rumah. Dengan sabar ibunya
mencarinya dan akhirya ibunya berhasil menemukannya. Seperti biasa sang ibu
paling bisa meluluhkan amarah sang anak. Dia kesal kenapa sang ibu masih saja
bersabar tinggal dengan sang ayah, padahal sang ayah selalu melampiaskan
kemarahan dengan sang ibu. Akhirnya sang ibu memberikan alasannya dan alasan
itulah yang membuat dia makin sayang ke ibunya.
Saat kelulusan SMA Ji
Suk mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Universitas Seoul. Dengan berat
hati sang ibu merelakan kepergiannya. Meskipun tidak bisa berpisah dengan Ji
Suk namun ibunya tetap melepas kepergian Ji Suk. Dengan berbekal uang yang
dikumpulkan oleh ibunya dari dulu tanpa sepengetahuan suami dan anaknya, semua
uang itu diserahkan untuk bekal hidup Ji Suk. Saat Ji Suk ingin berangkat ke
Seoul ibu, adik serta ayahnya mengantarkannya. Ayah Ji Suk memang terkesan sangat
galak namun ia juga sangat menyayangi anaknya. Itu terlihat saat ia
mengantarkan Ji Suk dan membawa koper milik Ji Suk sampai ke dalam kereta. Saat
kereta yang di tumpangi ji suk berangkat ibu dan ayahnya juga merasakan
kesedihan.
Ji Suk mulai bisa beradaptasi
tinggal di Seoul. Jika dia rindu dengan sang ibu maka dia akan telpon atau sang
ibu yang berkunjung ke sana. Setelah Ji Suk lulus dari Universitas Seoul dia
langsung mendapatkan pekerjaan sebagai seorang penulis. Dan pada saat itu juga
ia menemukan dambaan hatinya. Seorang lelaki kaya , namun hubungan mereka
ditentang oleh keluarga pria. Hal ini disebabkan karena keluarga Ji Suk yang
miskin. Saat pertemuan keluarga, ayah serta ibu Ji Suk datang ke Seoul dengan
memakai pakaian adat dan dengan penuh suka cita. Sesampainya di tempat
pertemuan keluarga itu, keluarga dari pria itu menyatakan ketidak setujuannya
dan menghina Ji Suk beserta keluargamya. Sang ibu terluka saat sang putri
dihina oleh ibu pria. Dengan air mata sang ibu meninggalkan tempat pertemuan
keluarga tersebut. Namun melihat sang putri menderita akhirnya ditengah hujan
deras sang ibu pergi ke rumah si pria. Untuk menerima putrinya sebagai minantu
di rumah tersebut. Meski harga dirinya terluka, namun itu tak apa asalkan sang
anak dapat bahagia.
Akhirnya Ji Suk menikah dengan pria
yang dicintainya dan mempunyai seorang anak perempuan yang cantik. Saat rindu,
sang ibu akan berkunjung ke rumah Ji Suk an sebaliknya jika Ji Suk rindu ibunya
maka dia akan menelpon sang ibu.
Tak brapa lama, sang ayah pun meninggal dunia. Sang
ibu menangis dan Ji Suk pun menangis mengenang sang ayah. Mereka seolah tak
percaya bahwa sang ayah akan pergi meninggalkan mereka secepat itu.
Lamunan Ji Suk
terhenti, ketika kereta yang ditumpanginya sudah sampai di kampung halamannya.
Ji Suk memandingi sekeliling dan bertemu dengan sang ibu. Alangkah kagetnya
sang ibu melihat Ji Suk yang tiba-tiba pulang tanpa ditemani oleh sang suami.
Namun hal itu dibantah oleh Ji Suk dengan alasan dia kangen ibunya. Dia gantian
memperlakukan ibunya layaknya ia diperlakukan ibunya sewaktu kecil dulu.
Mengajaknya beli baju baru, makan makanan mahal, jalan-jalan, sampai dengan
berfoto berdua di sebuah studio. Awalnya sang ibu sangat senang dengan sikap Ji Suk berubah baik. Tapi akhirnya ia
sadar, ada rahasia yang Ji Suk sembunyikan dari dia.
Rahasia itu
mulai terbongkar saat ponsel Ji Suk berbunyi dan ternyata suami Ji Suk yang
menelepon, namun karena Ji Suk sedang berada di belakang akhirnya sang ibu yang
menjawabnya. Sang ibu langsung menanyakan apa yang terjadi dengan keluarganya
apakah mereka berdua sedang bertengkar atau tidak Tapi ternyata bukan, suami Ji
Suk awalnya nggak mau bilang alasan kenapa Ji Suk tiba-tiba ingin pulang ke
rumah ibunya sendirian. Tapi akhirnya, karena ia juga nggak tahan, ia jujur
dengan sang mertua. Dia bilang kalau Ji Suk sakit parah dan hidupnya nggak
bakalan lama. Oleh sebab itu, dia ingin
menghabiskan waktu terakhir di hidupnya
untuk bersenang-senang dengan ibunya.
Sang ibu
langsung menangis mendengar cerita itu. Kemudian sang Ibu berkata kepada Ji-suk
bahwa dia ada disini tidak akan ada yang akan mengambil buah hatinya jadi
Ji-suk tidak perlu takut.Ji-suk kembali
ke Seoul dengan penuh tangis begitu juga Sang Ibu yang berat melepaskan
kepergian buah hatinya. Dan untuk terakhir kalinya pertemuan mereka saat
mengucapkan perpisahaan di Kereta karena setibanya di Seoul, Ji-suk menghela
napas terakhirnya. Ji-suk meninggalkan photo bersama Ibunya dan tertuliskan
permintaan ma’af karena tidak pernah bersikap baik terhadap sang Ibu.
Setelah kepergian Ji
Suk , sang ibu terus melanjutkan hidupnya hingga ajal memangilnya dan
mempertemukan mereka kembali.
PENDAPAT
Menurut saya
film ini mempunyai makna yang sangat dalam. Berawal dari seorang ibu yang
sangat menyayangi anak perempuannya dengan sepenuh jiwa raganya dan ibu yang
begitu mencintai anaknya tanpa pamrih. Ibu yang selalu rela melakukan apa saja demi
membuat anak perempuannya bahagia. Walaupun sang anak mempunyai banyak
kesalahan, sang ibu selalu menerimanya dengan hati yang tulus dan sangat sabar.
Di film ini juga menceritakan seorang
ayah yang amat kasar terhadap istrinya namun ia sangat menyayangi keluarganya.
Walaupun ia selalu memperlakukan istrinya secara kasar dan selalu mabuk-mabukan
ia sangat mencintai keluarganya tanpa menunjukkannya secara terang-terangan.
Ayah dan ibu sangat
menyayangi anak mereka. Namun, ayah dan ibu mempunyai cara yang berbeda dalam
menunjukkannya.
Tidak ada kesan
berlebihan dalam film ini, film ini disajikan apa adanya dan tidak membosankan.
Film ini juga memberikan amanat-amanat dalam kehidupan.